Tik… tik… tik…
Kupandangi jam dinding sedari 1 jam yang lalu,
hanya hening dan sunyi senyap yang kudapat.
Sungguh aku tak terbiasa dengan keheningan ini.
Rasanya kebahagiaanku terkekang,
sekarang dia entah ada dimana.
Kerinduanku juga sangat membuncah,
ingin lagi melihat lalu lalang manusia di kampus ungu, serta tatapan hangat orang-orang di sana.
Ini menyedihkan dan melelahkan bagiku.
Rasanya malu tidak bersyukur atas kehidupan sebelumnya.
Dimana masih bisa merasakan bertemu dengan sesama, bertukar senyum, dan kesibukan yang sering dikeluhkan.
Apalagi saat ini,
tiada lagi kemenangan waktu maghrib yang menyenangkan.
Rasanya aku seperti tidak bisa untuk melewati hari sulit ini.
Tetapi aku juga tidak bisa membiarkan nyawaku terbunuh untuk saat ini.
Tak ada cara lain dan tak ada pilihan untukku, keluargaku, dan semua orang.
Selain menguatkan diri dengan rasa syukur atas kehidupan hari ini.
Bersyukur masih dapat menjalani hari yang tidak biasa ini dengan raga yang masih kuat untuk bertahan.
– diarim