Kegiatan PTPP banyak, klien kami juga beraneka ragam, mulai dari institusi sampai pribadi. Sebagai organisasi profesional, kami mengelola klien, kami diberikan kompensasi atas jasa layanan yang kami berikan, itu pasti. Tapi kami lebih dari sekadar berdagang servis. Kami belajar, kami mengembangkan diri, dan kami punya idealisme.
Kalau PTPP melihat kembali perjalanan dalam setiap tahunnya, maka… Eh, kok kesannya mau menulis kaleidoskop ya. Tidak masalah, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, menulis kaleidoskop sekaligus berefleksi.
PTPP memang memiliki segudang kegiatan dan kegiatan tersebut dapat dipolakan. Memang, pola yang paling tampak adalah kegiatna asesmen, atau yang biasanya orang bilang psikotes. Sedangkan kegiatan lain yang diakses oleh publik adalah seminar dan pelatihan. Untuk pelatihan lebih banyak bersifat in house atau permintaan khusus dari klien organisasi atau institusi. Jadi memang permintaan terbesar adalah psikotes, diantaranya untuk pemetaan potensi, tes bakat minat untuk peminatan IPA/IPS dan perguruan tinggi, program khusus percepatan (semacam akselerasi), kurikulum pengayaan dan sebagainya.
Sementara itu, untuk layanan yang nonpsikotes, seperti seminar, pelatihan atau workshop, jumlahnya tidak sebanyak psikotes. Lantar keduanya dapat dibandingkan, termasuk oleh orang yang dapat melihatnya. Perbedaan jumlah layanan yang terjadi di lapangan, kadang menimbulkan persepsi atau penilaian tersendiri. Tentu saja penilaian ini didasari oleh keyakinan yang dianut berkenaan dengan psikotes atau nonpsikotes. Salah satu frame yang dipakai adalah tentang pengembangan diri. Sayangnya, frame ini dimaknai sebagai hitam putih, memisahkan layanan psikotes sebagai non pengembangan diri, sementara yang nonpsikotes sebagai layanan yang berdampak pada pengembangan diri. Padahal kami memegang keyakinan bahwa asesmen melaui psikotes itu ditujukan untuk pemetaan, yang bisa menjadi pondasi untuk pengembangan diri.
Berbicara tentang pengembangan diri, yang paling hangat kami lakukan belakangan ini adalah open recruitment magang. Rekrutmen magang yang kami lakukan bukan sekadar mencari tentara atau mesin. Kami mencari orang yang ingin mengembangkan diri melalui PTPP. Seperti yang dikatakan oleh Ketua PTPP, Rudi Cahyono, bahwa semua yang mendaftar sebagai calon magang di PTPP adalah baik. Sayangnya, PTPP harus menerima dengan jumlah tertentu. Karena itu, PTPP harus memilih yang paling cocok diantara semua yang baik tersebut. Kecocokan ini tidak melulu disesuaikan dengan selera PTPP, tapi juga kemungkinan untuk bersinergi dan berharmoni, baik dengan PTPP sendiri maupun antar personel magang nantinya.
PTPP berangkat dari keyakinan, bahwa setiap orang itu istimewa, dapat berkembang dan dikembangkan. Namun demikian, kami tetap melakukan serangkaian seleksi, mulai dari seleksi berkas, psikotes, pra-training, FGD, dan wawancara. Bahkan untuk yang sudah keterima nantinya, juga akan mendapatkan fasilitas pengembangan diri berupa on the job training atau OJT.
Tidak hanya dari sudut pandang calon magang yang diseleksi. Untuk para senior atau kakak magang sekalipun, kami melakukan pengembangan diri. Dalam proses rekrutmen dan seleksi magang baru, mereka dibekali dengan berbagai keterampilan, mulai dari observasi, wawancara, sampai melakukan judgment. Kami mengadakan briefing, diskusi, dan melatih diri.
Jadi, PTPP benar-benar organisasi profesional, tidak hanya profit-sional. Ini juga salah satu bentuk upaya PTPP untuk menjaga budaya unit sebagai tempat untuk mengembangkan diri.
Sudah siap berpartner dengan PTPP?