Now it comes.
A while ago, we clearly see life is fine.
There’s nothing, no need to worry before.
‘Cause we think we are some super human or somewhat having a magic inside.
But, nope.
That’s the stupidest thing we ever thought.
We see that we are all just a human,
we had the same chance to die and live like another.
Now, the invisible weapon comes.
We are not ready for that!
And we won’t figure it out before.
We do not have any shield nor another weapon to attack.
It’s too late, we just need help from the time at last.
There must be no regret for this, because it’s the risk from our fault.
We need to trust one another, be together to end this.
I hope y’all know this thing already,
Good luck and try to live as long as possible!
– diarim
Tag Archives: dirumahaja
Hari Yang Tidak Biasa
Tik… tik… tik…
Kupandangi jam dinding sedari 1 jam yang lalu,
hanya hening dan sunyi senyap yang kudapat.
Sungguh aku tak terbiasa dengan keheningan ini.
Rasanya kebahagiaanku terkekang,
sekarang dia entah ada dimana.
Kerinduanku juga sangat membuncah,
ingin lagi melihat lalu lalang manusia di kampus ungu, serta tatapan hangat orang-orang di sana.
Ini menyedihkan dan melelahkan bagiku.
Rasanya malu tidak bersyukur atas kehidupan sebelumnya.
Dimana masih bisa merasakan bertemu dengan sesama, bertukar senyum, dan kesibukan yang sering dikeluhkan.
Apalagi saat ini,
tiada lagi kemenangan waktu maghrib yang menyenangkan.
Rasanya aku seperti tidak bisa untuk melewati hari sulit ini.
Tetapi aku juga tidak bisa membiarkan nyawaku terbunuh untuk saat ini.
Tak ada cara lain dan tak ada pilihan untukku, keluargaku, dan semua orang.
Selain menguatkan diri dengan rasa syukur atas kehidupan hari ini.
Bersyukur masih dapat menjalani hari yang tidak biasa ini dengan raga yang masih kuat untuk bertahan.
– diarim